Rambut panjang itu milik siapa?

Pagi-pagi terdengar suara berisik seseorang, tapi suaranya sudah gak asing lagi ditelingaku.

“tanteeeee, mana kunu???”

“tuh  dy ada dikamar, klo mau sarapan ambil dewe ya”

“inggih”

“nu.. nuu..” dy menarik-narik tanganku, dy benar-benar menggangu orang main game

“iya kenapa pagi-pagi kesini, awas smpe ceritamu gak penting ya”

“yey, aku kesini mumpung lewat sekalian minta sarapan, berhubung ingat ya aku cari kamu sekalian”

kemudian kita terdiam, tapi dy sibuk mencari hpnya, mengotak-atik lalu menunjukan sebuah gambar padaku.

“ini apa” tanyaku penasaran

“kamu tau kan klo yg punya kontakanku bapaknya judes, ketat banget, gak boleh ini dan gak boleh itu” dy enggan menjawab pertanyaanku, malah dy memberi pertanyaan balik buatku.

“ya, ya.. terus? “

“kan orangnya tuh galak banget, jangankan masukin cewek ke kontarakan, temen cewek main, ngobrol duduk di latar aja, pandanganya udah gak enak”

” terus? “

“sampe kamu aja gak aku bolehin main kan ke kontakanku”

“iya, terus!” aku mulai membetakknya, sepertinya dy selalu menghabiskan batas kesabaranku.

“coba lihat baik-baik!”

aku mulai penasaran, aku mulai memperbesar gambarnya, aku normalin kembali ukurannya, aku perbesar lagi, begitu terus berulang-ulang, aku coba telaah namun aku tak menemukan keganjilan.

“ini rambut bukan?” tanyaku penasaran

“iya, itu rambut panjang nu, sedangkan anak-anak ga ada yg rambutnya panjang”

oke, aku mulai paham arah pembicaraanya.

“ya kan bisa aja mas, temenmu bawa temen cowok gondrong terus main ke kamarmu rambutnya jatuh, atau yg lebih parah ada yg diem-diem masukin cewek eh nyamannya di kamarmu”

“gak mungkin, udah pada ditanyain kok, klo ga ada apa-apa aku ga bakal ceritalah”

“hmm”

“lagian rambutnya panjang banget, mana adanya cuma tiap pagi habis aku mimpi cwek”

“terus tujuanmu cerita apa?”

“biar takutnya, dibagi-bagi” dia tertawa puas melihat ekspresi wajahku dari tadi mendengarkan ceritanya sedangkan  aku merasa dikerjain, sepertinya aku melakukan kesalahan dengan  mendengarkan ceritanya.

“kamu mau tau gak itu rambut manusia atau makluk lain?”

“gimana?” dy terlihat antusias

“waktu kamu shalat, kamu taruh tuh rambut dibawah sajadah, habis selesai shalat jangan langsung cabut, ngaji dulu beberapa halaman baca juz ke 7 ya, terus ntar kamu lihat klo rambutnya gosong berarti itu punya mbak-mbak dari dunia lain”

“serius?”

“menurutmu?” dengan memasang mimik wajah meyakinkan.

“yaudah ntar aku cobanya” dy terlihat begitu antusias

“hahaha, ya nggaklah *o**ok, klo aku tau hal begituan dari dulu kali aku udah jadi paranormal” aku merasa sangat puas dapat membalas kelakuan orang satu ini.

” *a* “ hanya terucap satu kata dari bibirnya, lalu dy beranjak pergi, mencari sesuap nasi di pagi hari.